Senin, 19 Desember 2011 0 komentar

Tindakan Kita Sebatas Kita Memandang Dunia.


Bila kita memandang diri kita kecil, dunia akan tampak sempit dan tindakan kita pun menjadi kerdil.

Namun bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas kita pun melakukan hal-hal penting & berharga.

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tidak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah & bertindak selaras dengan kebaikan yang ada di dalam pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui diatas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian - penilaian kita.
0 komentar

Apakah laut es kutub utara menghilang???

Meski pada musim panas ini tingkat kelumeran es di Samudra Arktik tidak separah tahun 2007,para peneliti yakin proses menipisnya selimut es di samudra itu terus berlanjut. Apabila situasi ini tetap berlangsung, para ahli Arktik memprediksi, pada akhir abad ini kutub Utara akan menjadi perairan terbuka..

Melumernya es di Samudra Arktik pada musim panas merupakan gejala normal. Namun sejak satelit mulai memantau tingkat pelumeran es tahun 1979, terlihat kecenderungan bahwa tahun-tahun belakangan ini pelumeran tersebut semakin meningkat.

Untuk menggambarkan gawatnya tingkat pelumeran es di Samudra Arktik, dua penjelajah Norwegia, Thorleif Thorleifsson dan Bourge Ousland, awal tahun ini mengarungi Samudra Arktik melalui dua jalur penjelajahan pertama yang pernah di lakukan melalui jalur Barat Laut dan jalur Laut Utara..

Ketika sang legenda Roald Amundsen pertama kali menjelajahi Jalur Barat Laut pada awal 1900-an, ia membutuhkan waktu lebih dari 3 tahun untuk menjelajahinya karena tingkat ketebelan es yang ada pada saat itu. Ekspedisi Amundsen menggunakan kapal berlambung baja seberat 47 ton. Sedangkan ekspedisi bulan lalu mengarungi Samudra Arktik dengan menggunakan kapal sepanjang 9,5 meter yang di buat dari “fiberglass” dan di lengkapi dengan motor 10 PK.

Apa yang di lakukan penjelajah Norwegia inii menunjukkan bahwa perubahan iklim yang terus berlangsung berdampak besar terhadap kondisi lapisan es di Samudra Arktik. Lumernya lapisan es itu mengancam kehidupan di sekitarnya, seperti pada beruang kutub dan anjing laut.
0 komentar

Etika Publikasi Fotografi

Memahami Etika Fotografi
Dalam ulasannya tentang etika fotografi yang diambil dari paparan seorang penggiat Matanesia Mamuk Ismuntoro, disebutkan bahwa mengambil gambar atau foto di ruang publik berbeda-beda di tiap kawasan, tempat atau negara. Sebagai gambaran, kita (di Indonesia) bisa dengan nyaman memotret anak-anak di pinggiran kampung atau di mana saja saat mereka bermain.

Etika dalam fotografi

Foto mempunyai kesan yang hebat jika dibandingkan dengan pemberitaan biasa. Contohnya seorang penjenayah ditangkap, kemudian gambarnya disiarkan dalam suratkhabar. Perkara ini lebih memberi kesan langsung kepada kepada masyarakat pembaca. Ini berbeza dengan pemberitaan biasa, di mana reaksinya tidak begitu cepat. Beban yang ditimpa terhadap wartawan foto memang besar. Dalam hal ini wartawan foto tidak boleh mengambil gambar secara sembarangan. Di Amerika Syarikat contohnya banyak sekali sehingga wartawan foto dibawa ke mahkamah kerana melanggar daerah peribadi (privacy) seseorang.

Dapatkah wartawan foto dilepaskan bebas tanpa ada ikatan dan peraturan-peraturan tertentu? Hukum tidak mungkin memberi jaminan seratus peratus pada wartawan foto. Justeru itu setiap negara menentukan jaminan-jaminan hukum pada wartawan foto. Ini adalah jaminan keamanan yang sekaligus merupakan masalah yang cukup besar dan serius. Di sini kalau kita bertolak pada hak, publik sendiri mempunyai hak terhadap maklumat sedang wartawan pula punya hak untuk memberi maklumat pada publik.

Mengganggu kehidupan peribadi melibatkan soal etika dalam kewartawanan foto. Mengambil gambar mangsa yang ditimpa kesedihan bukanlah perkara yang baik. Wartawan foto sebenarnya mempunyai kebebasan tapi kebebasan ini mempunyai batasan tertentu. Satu ‚`hukum’ dalam kewartawanan foto berbunyi: `Semakin terkenal seseorang itu, semakin kurang hak peribadinya.’

Soal lain adalah soal kejujuran wartawan foto sendiri. Pembohongan atau mengadakan perkara yang tidak ada, merupakan satu lagi masalah kewartawanan foto. Misalnya mengadakan sesuatu gambar yang sengaja dibuat untuk mendapat nilai berita. Katakanlah suatu rompakan sebuah bank telah berlaku dan wartawan foto telah terlambat mengambil gambar. Kemudian jurugambar melakonkan kejadian rompakan tadi dan menyiarkan dalam suratkhabar seolah-olah kejadian itu benar-benar berlaku. Ini jelas satu tindakan yang tidak beretika.

Walaupun profesi kewartawanan telah wujud begitu lama di negara ini, kita belum lagi mempunyai kod etika kewartawanan iaitu berbanding dengan Indonesia yang mempunyai kod etikanya yang tersendiri dan Amerika dengan Canon 35 iaitu kod etika yang di dalamnya terkandung pembelaan terhadap wartawan dan wartawan foto khususnya.

Dalam membahas persoalan tersebut amatlah sulit membuat garis tegas kerana dalam setiap negara pasti terdapat perbezaan-perbezaan norma social dan norma-norma hokum.
0 komentar

Pencurian Pulsa

Banyak sekali sekarang-sekarang ini kejadian yang namanya perncurian pulsa,dimana pencurian tersebut dilakukan dengan mengatas namakan provider dari kartu tersebut. Seperti KUIS,INFO GAME, dll semua itu tanpa kita daftar terkadang hilang dengan sendirinya pulsa tersebut.

Adapun tips untuk menghindari pencurian pulsa :
1. Belilah kartu perdana langsung dari tempat resmi atau kantor produsennya, misalnya di grapari Telkomsel, atau Gerai Indosat, gerai XL, dan sejenisnya.
2. Untuk mengisi pulsa (bagi yang prabayar) lebih aman melakukan isi pulsa lewat ATM. Bisa juga lewat counter pulsa asal yang dipercaya atau dari teman yang dapat dipercaya.
3. Hindari memberikan kartu nama atau nomor HP secara sembarangan. Kecuali ingin terkenal.
4. Terkait poin 3 di atas, lebih aman memiliki 2 nomor HP (baik GSM atau CDMA). Satu untuk umum, satu lagi nomor yang tidak disebarkan ke orang lain.

Adapun terkait kebijakan, kepolisian (untuk kasus penipuan lewat SMS) harus mengusut tuntas para pelaku, seperti yang pernah dilakukan terhadap para pengirim SMS mamah, papah, adik, kakak, polisi berhasil menciduk para pelakunya. Itu harus dilakukan pelebaran pada kasus-kasus yang disebutkan di atas. Dan, untuk para bank yang diiklankan produknya, buatlah SOP yang dapat melindungi data nasabah, sehingga pihak outsurcer bisa mematuhinya
0 komentar

Pernikahan Keraton sebagai kekayaan Indonesia

Pernikahan Keraton sebagai kekayaan Indonesia
Kalau masih ada yang skeptis dengan social media dan gadget, saya termasuk orang yang mendapatkan manfaat dari boomingnya social media dan perkembangan teknologi. Nonton KompasTV, rilis video di YouTube, menulis artikel di Kompasiana.
Dengan jarak yang memisahkan saya dengan tanah air, saya masih merasakan antusiasme masyarakat Yogyakarta dan masyarakat Indonesia mengenai pernikahan kraton ini. Dan pihak kraton sendiri tidak mau menutup diri dari perkembangan social media, dimana akun Twitter dan media center pun disediakan bagi masyarakat yang ingin mengikuti prosesi pernikahan kraton ini meski tidak bisa menghadirinya. Saya termasuk yang “mupeng” ingin melihat langsung (karena ya, saya orang Jawa dan cinta Yogya). Setidaknya saya bisa menyaksikan royal wedding ini dari jauh, maka dari itu pernikahan di Keraton bisa di bilang kekayaan indonesia..
0 komentar

RINGKASAN NOVEL DAN HIKMAHNYA

 Identitas Novel
Judul Buku : The Lost Boy
Pengarang : Dave Pelzer
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun Terbit : 2003
Cetakan Ke- : keenam, Oktober 2003

Isi dari penggalan novel tersebut :
Musim dingin 1970,Daly city,California..Aku sendirian. dalam gelap,aku kelaparan dan menggigil kedinginan. Aku duduk di atas tanganku,di bawah tangga di basement. Kepalaku lunglai ke belakang. Sudah berjam-jam sebelumnya tanganku tak bias merasakan apa-apa. Otot-otot di bagian leher dan pundakku nyeri dan pegal. Tapi aku sudah terbiasa dengan semua itu,dan aku juga sudah tau cara untuk tidak merasakannya..
Aku tawanan ibu..
          Umurku Sembilan tahun. Hidup tidak menyanangkan seperti itu sudah ku jalani selama beberapa tahun. Setiap hari. Bangun,beranjak  dari dipan berkain tua,dari basement aku naik ke ruang atas untuk menyelesaikan tugasku yang harus ku kerjakan tiap pagi hari. Kalau nasib sedang baik aku mendapat  sarapan sereal yang tersisa di mangkuk-mangkuk saudara lelakiku. Aku berlari ke sekolah,mencuri makanan,pulang ke “Rumah itu” dan dipaksa memuntahkan isi perutku di WC untuk membuktikan bahwa aku tidak melakukan kejahatan mencuri apapun.
       Kemudian aku dipukuli atau dipaksa melakukan salah satu “permainan”-nya,kemudian menyelesaikan tugas yang harus kukerjakan pada siang hari,kemudian duduk di bawah tangga sampai dipanggil ke atas untuk menyelesaikan segala tugas yang harus ku kerjakan pada malam hari. Kemudian kalau aku bias menyelesaikan semua tugasku tepat waktu,dan kalau aku tidak melakukan “kesalahan” apapun,barulah aku di beri sisa-sisa makanan.
      Di ruangan atas,cekcok mulai. Aku tahu,setelah jam empat sore orangtua ku sudah mabuk. Cekcok makin seru. Pertama-tama,mereka saling meneriakkan nama, tapi lama-kelamaan mereka saling mengumpat. Aku hampIr selalu bias memperkirakan kapan jadi sasaran cekcok mereka. Pokok cekcok mereka selalu beralih ke aku. Suara ibu membku mual. “Apa kau bilang?” Ibu berteriak ke ayahku,Stephen. “kau kira aku  memperlakukan ‘Anak itu’ dengan buruk?begituu?” suara Ibu tiba-tiba berubah dingin. Aku bisa membayangkan ibu sedang menuding-nudingkan jarinya ke wajah ayah. “Kau dengar…aku. Kau tak tahu bagaimana kelakuan si ‘It’ itu. Kalau menurutmu aku memperlakukan ‘It’ dengan buruk….silahkan ‘It’ mencari tempat tinggal lain.”

2. gaya bahasa
      Gaya bahasa yang digunakan pada novel ini menggunakan hampir seluruh kata baku dan kata sehari-hari.

3. kelebihan
   Kelebihan dari novel ini adalah bermacam-macam nya tokoh yang saling berhubungan dan saling mendukung..

4. kekurangan
    Kekurangan pada novel ini adalah tidak mengajarkan dan tidak mencerminkan perlakuan seorang ibu kepada anaknya..


5. Sudut Pandang
    Dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Untuk pemeran utamanya, David sebagai aku (penulis novel).


6.. Hikmah
     Hikmah yang dapat dipetik dalam novel ini adalah Dengan perjuangan keras dan keteguhan hati, kita akan mendapatkan apa yang diinginkan. 
(novel “The Lost Boy” karya Dave Pelzer h. 229)

 
;